Pengertian Quality Control (pengendalian mutu)
DuniaPengertian.Com – Jelaskan apa yang dimaksud dengan Quality Control? Apa Saja Tahapan Pengendalian Mutu (Quality Control)?, Apa Saja Alasan mengapa pengendalian mutu harus ditetapkan?, beberapa konsep pengendalian mutu, Apa Saja Tujuan Quality Control serta Manfaat Dari Quality Control
Definisi Quality Control (pengendalian mutu)
Pengendalian mutu atau quality control adalah suatu sistem kendali yang efektif untuk mengkoordinasikan usahausaha penjagaan kualitas, dan perbaikan mutu dari kelompok kelompok dalam organisasi produksi, sehingga diperoleh suatu produksi yang ekonomis serta dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen
Quality Control atau pengendalian mutu adalah semua usaha untuk menjamin agar hasil dari pelaksanaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan dan memuaskan konsumen. Tujuan quality control agar tidak terjadi barang yang tidak sesuai dengan standar mutu yang diinginkan (second quality) terus-menerus dan bisa mengendalikan, menyeleksi, menilai kualitas sehingga konsumen merasa puas dan perusahaan tidak rugi. Tujuan pengusaha menjalankan quality control untuk memperoleh keuntungan dengan cara yang fleksibel dan untuk menjamin agar pelanggan merasa puas, investasi bisa kembali, serta perusahaan mendapat keuntungan untuk jangka panjang.
Pengendalian mutu (quality control) adalah keseluruhan rangkaian kegiatan yang terpadu secara efektif dan dapat digunakan untuk mengembangkan, melestarikan, dan meningkatkan kualitas dari berbagai usaha (berupa produk maupun jasa) seekonomis mungkin dan sekaligus memenuhi kepuasan. (Dewan Produktivitas Nasional, 1985)
Pengendalian mutu (quality control) adalah sistem manajemen yang mengikutsertakan seluruh jajaran pekerja di semua tingkatan, dengan menerapkan konsepsi pengendalian mutu dan metode statistik, untuk mendapatkan kepuasan pelanggan maupun karyawan. (Astra TQC, 1984)
Pengendalian mutu (quality control)) merupakan keseluruhan rangkainan terpadu (sistem) yang efektif guna melakukan pengembangan kualitas, menjaga dan meningkatkan mutu kerja, melalui usaha-usaha berbagai kelompok di dalam organisasi, sehingga memungkinkan untuk memproduksi barang/jasa dengan sangat ekonomis, serta untuk memberikan kepuasan kepada konsumen (Stephen, Productivity Series No. 14, APO).
Menurut Ravianto, proses pengendalian mutu adalah memutarkan siklus PDCA, yaitu melakukan perencanaan, pengerjaan atau proses, pengecekan atau evaluasi dan aksi perbaikan terhadap masalah yang berkaitan dengan kualitas. PDCA harus dilakukan oleh setiap personel dari seluruh bagian perusahaan untuk memenuhi kepuasan pelanggan, hal ini yang menjadi dasar sikap personel dalam perusahaan. Menurut Hardjosoedharmo, siklus PDCA merupakan cara yang sistematik untuk menambah pengetahuan mengenai proses-proses dalam organisasi dan menambah pengetahuan untuk mengimplementasikan perubahan mutu serta bagaimana mengukurnya. Hakikatnya, siklus PDCA adalah suatu metode untuk melakukan perbaikan secara berkelanjutan.
Pengendalian mutu (quality control) adalah suatu sistem manajemen yang mengikutsertakan seluruh pimpinan dan karyawan dari semua tingkat jabatan secara musyawarah untuk meningkatkan mutu serta produktivitas kerja dan memberikan kepuasan kepada pelanggan maupun karyawan. (Pusat Produktivitas Nasional, 1985)
Tahapan Pengendalian Mutu (Quality Control)
Siklus PDCA merupakan penerapan dari konsep pengendalian mutu dan untuk mendapatkan hasil yang maksimal, maka pengendalian mutu harus dilakukan dengan maksimal pula, caranya dengan menerapkan asas-asas pengendalian mutu. Perlu langkah-langkah pada masing-masing tahapan antara lain:
a. Tahap Perencanaan (Plan)
1) Harus ditentukan proses mana yang perlu diperbaiki, yaitu proses yang berkaitan erat dengan misi organisasi dan tuntutan pelanggan.
2) Menentukan perbaikan apa yang akan dilakukan terhadap proses yang dipilih.
3) Menentukan data dan informasi yang diperlukan untuk memilih proses yang paling relevan dengan perusahaan.
b. Tahap Pelaksanaan (Do)
1) Mengumpulkan informasi dasar tentang jalannya proses yang sedang berlangsung.
2) Melakukan perubahan yang dikehendaki untuk dapat diterapkan, dengan menyesuaikan keadaan nyata yang ada, sehingga tidak menimbulkan gejolak.
3) Kembali mengumpulkan data untuk mengetahui apakah perubahan telah membawa perbaikan atau tidak.
c. Tahap Pemeriksaan (Check)
Menafsirkan perubahan dengan menyusun data yang sudah terkumpul dalam grafik . grafik yang lazim dipakai dalam pengendalian mutu yaitu analisis, merangkum serta menafsirkan data dan informasi untuk mendapatkan kesimpulan.
d. Tahap Tindakan Perbaikan (Action)
1) Memutuskan perubahan mana yang akan diimplementasikan, jika perubahan yang dilakukan berhasil bagi perbaikan proses, maka perlu disusun prosedur yang baku.
2) Adanya pelatihan ulang dan tambahan bagi karyawan agar perubahan berjalan baik .
3) Pengkajian apakah mempunyai efek negatif pada bagian lain atau tidak.
4) Penentuan perubahan untuk menjaga agar seluruh karyawan melaksanakan apa yang diharapkan dalam prosedur yang telah digariskan.
Alasan mengapa pengendalian mutu harus diterapkan
a. Agar produk yang dihasilkan sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan sebelumnya, sehingga dapat memuaskan konsumen didalam memenuhi kebutuhan dan keinginannya.
b. Kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi dapat dihindarkan sehingga akan menghemat pemakaian bahan baku, dan sumber daya lainnya, serta produk-produk yang cacat atau rusak dapat dikurangi.
Ada beberapa konsep pengendalian mutu yang sering diterapkan
a. Market-In (Customer Oriented Action)
Konsep “Market In” dapat dijabarkan sebagai berikut:
1) Perilaku yang berorientasi pada ‘empati’ (Anda tempatkan diri anda ditempatnya).
2) Sediakan produk atau jasa yang sekiranya dapat diterima konsumen dan layak bagi konsumen.
3) Konsumen bukan Tuhan, tetapi raja atau ratu.
b. Quality First (Customer Full Satisfaction)
Konsep ini dijabarkan sebagai berikut:
Mutu jasa atau produk merupakan prioritas tertinggi dalam manajemen bisnis yang memiliki dominasi lebih tinggi dari pada peningkatan penjualan, pengurangan biaya, peningkatan produktifitas, dan perolehan pasar.
Mutu merupakan perpaduan bukan hanya dari mutu jasa atau produk namun juga harga, biaya, waktu, keselamatan, moral pekerja dan output setiap karyawan dalam pekerjaan rutin.’Customer Voice’ harus dihargai sebagai informasi ‘emas’.
c. Vital- View (Oriented Action – Brain, Time & Found Constrain)
Konsep ini dijabarkan sebagai berikut: Manusia hanya memiliki satu otak dan tidak ada ruang otak yang tersedia untuk lebih dari satu konsentrasi pada saat yang sama, terkecuali genius. Identifikasi dan pisahkan apa isu atau item yang cukup pantas untuk mendapat perhatian pada saat kini dengan keterbatasan akan kerja pikiran, waktu, dan dana yang ada.
d. Fact & Data Appreciation (Scientific Approach)
Konsep ini dijabarkan sebagai berikut: Kegagalan atau kesalahan mungkin saja terjadi, maka dari itu harus dilakukan pengawasan yang tepat dengan membuat indikator kegagalan apa yang terjadi. Jika terjadi kegagalan, periksa bukti (kegagalan, cacat, klaim, atau keluhan), kemudian ambil tindakan dengan dasar data yang ada.
e. Proses Control (Prevention Plan & Implementation)
Pengendalian proses berarti jika setiap pekerja pada setiap tingkatan dari setiap organisasi melakukan pekerjaan dengan benar pada pertama kali dan setiap saat sesuai dengan spesifikasi Standard Operational Procedure (SOP), gambar, spesifikasi dan proses standar dengan metodologi ‘self checking’ atau ‘self-controlling’.
Pada setiap konsep produk ‘life cycle’, setiap tahapan dinamakan sebagai ‘in process’ untuk konsumen yang diartikan untuk pemenuhan kesesuaian terhadap konsumen ‘in house’ dan konsumen sebenarnya. Pada saat bersamaan, masing-masing tahapan memiliki subprosesnya sendiri untuk melakukan tanggung jawabnya.
f. Dispersion Control
Dewasa ini pengendalian mutu tidak memiliki arti bila tidak mengendalikan penyebaran yang terjadi pada beberapa kasus seperti manusia, mesin, material, metode dan lingkungan.
g. Next Down Stream Shops are Customer
Konsumen adalah raja atau ratu. Namun demikian, terkecuali orang-orang sales atau marketing , banyak karyawan tidak memiliki kontak secara langsung dengan konsumen dimana konsep ini menjadi agak tidak mungkin untuk dimengerti dan diikuti oleh orang-orangdi ‘inproses’.
Untuk menjawab masalah ini, maka proses tahapan lebih lanjut dari suatu proses dianggap sebagai konsumen yang dikatakan disini sebagai ‘in-house’ konsumen. Oleh karena itu maka karyawan ‘in-process’ sebelumnya harus memastikan mutu terhadap pekerjaannya sebelum dilanjutkan karyawan ‘in-process’ pada tahapan proses berikutnya.
h. Upper Stream Control
Bagian pemasaran disituasikan pada mutu produk atau jasa, namun demikian tanggung jawab itu tidak hanya dipikul oleh mereka, tetapi juga oleh bagian desain dan perencanaan.
i. Recurent Preventive Action (Repetitive Failure is Shame)
Pada proses PDCA, berikut ini adalah alir yang harus diikuti oleh setiap karyawan dimana pada saat ditemukan sesuatu yang salah pada tahapan pemeriksaan. “Recurent Preventive Action” adalah suatu keharusan untuk tahapan “Plan” dan “Do” untuk tidak terulang kembali dengan penyebab yang sama.
j. Respect Employees as Human Being (Employees are Precious Assets)
Untuk menangani dan memperlakukan karyawan sebagai manusia dewasa maka perlakuan manajemen puncak adalah sebagai berikut:
1) Sediakan varitas kerja untuk mencegah kejenuhan.
2) Perluas pekerjaan untuk mendapatkan ketrampilan dan kemampuan pekerja.
3) Sediakan umpan balik terhadap kinerja.
4) Sediakan aturan kerja atau identifikasi kerja ‘SelfControl’ merupakan aspek yang penting dari pekerjaan.
5) Kesempatan untuk belajar ketrampilan yang baru.
6) Partisipasi dalam menyelesaikan masalah, perencanaan dan pengendalian.
7) Top Management Commitment (Employees Full Participation).
Tujuan Quality Control
Quality Control bertujuan untuk menciptakan produk yang berkualitas baik:
a. Menemukan cacat pada barang yang datang dari suplayer dan menindaklanjuti cacat yang ditemukan.
b. Merencanakan perubahan untuk perbaikan.
c. Melakukan perubahan untuk perbaikan yang direncanakan.
d. Menguji efek perubahan.
e. Melaksanakan perubahan yang sudah disetujui.
Manfaat Quality Control
Karena fokus penelitian adalah pengawasan bahan baku yang berstandar halal, maka manfaat yang didapatkan yaitu:
a. Menjamin bahan baku yang diterima dari suplayer benarbenar layak dipakai untuk proses produksi
b. Memastikan bahan baku yang diterima dari suplayer tidak terkontaminasi najis, sehingga terjamin kehalalannya
c. Perusahaan terhindar dari kerugian akibat pembelian barang cacat kualitas dari suplayer , karena setelah pengecekan dilakukan dan ditemukan kecacatan barang dari suplayer, maka barang akan dikembalikan kepada suplayer tersebut
d. Kualitas produk akhir yang baik karena bahan baku dipastikan lolos uji kelayakan sesuai standar
e. Mendapatkan kepercayaan pelanggan karena produk berkualitas dan halal sesuai dengan bahan baku yang dijamin kualitas dan kehalalannya