Pengertian Asmaul Husna
DuniaPengertian.com - Apa pengertian dari Asmaul Husna? Asmaul Husna merupakan nama-nama yang dimiliki Allah. Tidak hanya nama-nama yang indah tetapi juga merupakan sifat-sifat mulia yang dimilikinya. Dengan mengetahui dan merasakannya lebih dalam, maka manusia akan dapat merasakan bahwa Allah begitu dekat.
Nama-nama Allah yang terbaik (al-Asma` al-Husna) merupakan salah satu media untuk mengenal Allah swt. Karena itu, para ulama sejak masa klasik hingga kini selalu menjadikannya sebagai salah satu bahasan penting baik dalam kajian teologi maupun sufisme.
Definisi Asmaul Husna
Kata Asmaul Husna berasal dari bahasa arab yang merupakan gabungan dari dua kata yaitu al-Asma’ dan al-Husna. Al- Asma’ adalah bentuk jama’ dari ismun yang berarti nama. Sedangkan al-Husna adalah bentuk mashdar dari al-Ahsan yang berarti baik, bagus.
Menurut M. Ali Chasan Umar, pengertian Asmaul Husna adalah nama-nama Allah yang terbaik dan yang agung, yang sesuai dengan sifat sifat Allah yang jumlahnya ada 99 nama.
Dan dalam kitab al-Munjid, mendefinisikan Asmaul Husna sebagai nama-nama Allah yang Maha Mulia dan Maha Penyayang dan seterusnya.
Dijelaskan pula oleh Quraisy Shihab dalam bukunya yang berjudul ‘’ menyikap tabir Illahi: Asmaul Husna dalam Prespektif Al- Qur’an’’, penyifatan nama- nama Allah dengan kata yang berbentuk superlatif itu menunjukkan bahwa nama- nama tersebut bukan saja ‘’baik’’, tapi juga yang ‘’terbaik’’ bila dibandingkan dengan yang baik lainya.
Jadi dari uraian diatas asmaul husna jika ditinjau dari segi bahasa adalah nama- nama yang terbaik. Sedangkan menurut istilah asmaul husna adalah nama- nama terbaik yang disandarkan pada sifat- sifat Allah SWT. Namun, sifat- sifat tersebut bukanlah sifat yang sama dengan sifat makhluk- Nya karena Allah itu berbeda dan tidak serupa dengan makhluk- Nya.
Daftar 99 Asmaul Husna
1 Ar-Rahmân : Yang Maha Pengasih
2 Ar-Rahîm : Yang Maha Penyayang
3 Al-Malik : Yang Maha Merajai
4 Al-Quddûs : Yang Maha Suci
5 As-Salâm : Yang Maha Memberi Keselamatan
6 Al-Mukmin ; Yang Maha Memberi Keamanan
7 Al-Muhaimin : Yang Maha Memelihara
8 Al-‘Azîz : Yang Maha Perkasa
9 Al-Jabbâr : Yang Maha Memaksa (para hamba-Nya sesuai dengan yang Dia kehendaki baik berupa perintah atau larangan)
10 Al-Mutakabbir : Yang Maha Memiliki Keagungan (Dzat yang tidak tersentuh oleh kezaliman hamba-Nya, karena dia Maha Agung lagi Maha Besar.)
11 Al-Khâliq : Yang Maha Pencipta
12 Al-Bâri’ : Yang Maha Mengadakan
13 Al-Mushawwir : Dzat Yang Membentuk Rupa
14 Al-Ghaffar : Yang Maha Pengampun
15 :AL-Qahhâr : Yang Maha Menundukkan Segala Sesuatu
16 Al-Wahhâb : Yang Maha Memberi Karunia
17 Ar-Razzâq : Yang Maha Menjamin Rezeki
18 Al-Fattâh : Yang Maha Memberi Keputusan
19 Al-‘Alîm : Yang Maha Mengetahui (segala rahasia dan segala yang tersembunyi dari jangkauan ilmu makhluk)
20 Al-Qâbidh : Yang Maha Menyempitkan rezeki (dengan hikmah-Nya)
21 Al-Bâsith : Yang Maha Meluaskan rezeki (dengan kemurahan-Nya)
22 Al-Khâfidh : Yang Maha Merendahkan (para tiran dan orang yang sombong)
23 Ar-Râfi’ : Yang Maha Meninggikan (para wali-Nya dengan ketaatan mereka)
24 Al-Mu’izz : Yang Maha Memuliakan (para wali-Nya dengan surga)
25 Al-Mudzill : Yang Maha Menghinakan (orang -orang kafir dengan kekal di neraka)
26 As-Samî’ : Yang Maha Mendengar
27 Al-Bashîr : Yang Maha Melihat
28 Al-Hakam : Yang Maha Menetapkan Hukum (yang bila menetapkan suatu hukum maka hukum-Nya tidak bisa ditolak atau dihindari.)
29 Al-‘Adl : Yang Maha Adil
30 Al-Lathîf : Yang Maha Lembut
31 Al-Khabîr : Yang Maha Mengetahui Hakikat Segala Sesuatu
32 Al-Halîm : Yang Maha Penyantun
33 Al-‘Azhîm : Yang Mahaagung
34 Al-Ghafûr : Yang Maha Memberi Ampunan
35 Asy-Syakûr : Yang Maha Membalas Budi
36 Al-‘Aliyy : Yang Maha Tinggi
37 Al-Kabîr ; Yang Maha Besar
38 Al-Hafîzh : Yang Maha Menjaga (siapa yang Dia kehendaki dari keburukan)
39 Al-Muqît : Yang Maha Pemberi Kecukupan
40 Al-HasîbHH : Allah Yang Maha Pembuat Perhitungan (Hisab) (para hamba-Nya)
41 Al-Jalîl : Yang Maha Luhur
42 Al-Karîm : Yang Maha Pemurah
43 Ar-Raqîb : Yang Maha Mengawasi
44 Al-Mujîb : Yang Maha Mengabulkan (permohonan hamba-Nya)
45 Al-Wâsi’ : Yang Maha Luas (pemberian-Nya)
46 Al-Hakîm : Yang Maha Bijaksana
47 Al-Wadûd : Yang Maha Mengasihi (orang-orang yang Shalih
48 Al-Majîd : Yang Maha Luas kemurahan-Nya dan Tinggi kekuasaan-Nya.
49 Al-Bâ’its : Yang Maha Membangkitkan (makhluk pada hari kiamat)
50 Asy-Syahîd : Yang Maha Menyaksikan (tidak ada sesuatu yang tersembunyi dari Ilmu-Nya)
51 Al-Haq : Yang Maha Benar
52 Al-Wakîl : Yang Maha Pelindung
53 Al-Qawiyy : Yang Maha Kuat
54 Al-Matîn : Yang Maha Kokoh (kekuatan-Nya)
55 Al-Waliyy : Yang Maha Melindungi
56 Al-Hamîd : Yang Maha Terpuji
57 Al-Muhshi : Yang Maha Menghitung (segala sesuatu baik secara ilmu maupun jumlah)
58 Al-Mubdi’ : Yang Maha Memulai (segala sesuatu dan mengadakannya dari tidak ada)
59 Al-Mu’îd : Yang Maha Mengembalikan (makhluknya setelah hidup kepada kematian kemudian mengembalikannya setelah kematian kepada kehidupan)
60 Al-Muhyi : Yang Maha Menghidupkan
61 Al-Mumît : Yang Maha Mematikan
62 Al-Hayy : Yang Maha Hidup
63 Al-Qayyûm : Yang Maha Berdiri Sendiri Yang Terus Menerus Mengurus Makhluk-Nya
64 Al-Wâjid : Yang Maha Kaya (yang tidak butuh kepada sesuatu)
65 Al-Mâjid : Yang Maha Luas Kemuliaan-Nya
66 Al-Wâhid : Yang Maha Tunggal (yang tidak ada tandingannya dan tidak ada yang semisalnya)
67 Al-Ahad : Yang Maha Esa (dengan segala kesempurnaan, keagungan, keindahan dan segala sifat kesempurnaan lainnya tanpa ada tandingan dan padanan)
68 Ash-Shamad : Allah Yang Seluruh Makhluk Bergantung kepada-Nya
69 Al-Qâdir : Allah Yang Maha Kuasa (atas segala sesuatu, tidak terkena rasa lemah dan lesu dan tidak ada sesuatu yang melemahkan-Nya)/ Maha Menentukan Takdir
70 Al-Muqtadir : Yang Maha Berkuasa (yang mustahil ada sesuatu yang mampu menahan-Nya)
71 Al-Muqaddim : Yang Maha Mendahulukan
72 Al-Muakhkhir : Yang Maha Mengakhirkan
73 Al-Awwal : Yang Maha Awal (yang tidak ada sesuatu pun sebelum Dia)
74 Al-Âkhir : Yang Maha Akhir (yang tetap ada setelah sirnanya seluruh makhluk)
75 Azh-Zhâhir ; Allah Dzat yang Mahatinggi yang tidak ada sesuatu yang di atas Allah Ta’ala
76 Al-Bâthin : Yang Maha Dekat (tidak ada yang lebih dekat kepada sesuatu kecuali Allah)
77 Al-Wâli : Yang Maha Melindungi
78 Al-Muta’âl : Yang Maha Tinggi (dengan Dzat, kekuasaan dan kekuatan-Nya)
79 Al-Barr : Yang Maha Baik
80 At-Tawwâb : Yang Maha Menerima Taubat
81 Al-Muntaqim : Yang Maha Membalas (memberikan hukuman kepada orang-orang zhalim)
82 Al-‘Afuww : Yang Maha Memaafkan
83 Ar-Raûf : Yang Maha Penyantun
84 Malikul Mulki : Yang Maha Memiliki Seluruh Kekuasaan
85 Dzul Jalâli wal Ikrâm : Yang Maha Memiliki Keagungan dan Kemuliaan
86 Al-Muqshith : Yang Maha Adil (dalam hukum-Nya, suci dari dari kezaliman dan kesewenang-wenangan)
87 Al-Jâmi’ : Yang Maha Mengumpulkan (seluruh makhluk pada hari kiamat)
88 Al-Ghaniyy : Yang Maha Kaya (yang tidak butuh kepada makhluk-Nya dan seluruh makhluk butuh kepada-Nya)
89 Al-Mughniyy : Yang Maha Memberi Kekayaan (kepada siapa yang Dia kehendaki)
90 Al-Mâni’ : Yang Maha Menghalagi (siapa yang Dia kehendaki dari apa yang Dia kehendaki)
91 Adh-Dhâr : Yang Maha Memberi Mudharat (kepada siapa yang Dia kehendaki)
92 An-Nâfi’ : Yang Maha Memberi Manfaat (kepada siapa yang Dia kehendaki)
93 An-Nûr : Yang Maha Memberi Cahaya (petunjuk kepada orang-orang yang sesat)
94 Al-Hâdi : Yang Maha Memberi Petunjuk
95 Al-Bâdi’ : Yang Maha Pencipta (sesuatu yang belum pernah ada sebelumnya)
96 Al-Bâqi : Yang Maha Kekal
97 Al-Wârits : Yang Maha Mewarisi
98 Ar-Rasyîd : Yang Maha Pemberi Petunjuk (dan membimbing hamba-hamba-Nya menuju kebaikan)
99 Ash-Ashabûr Yang Maha Sabar
Manfaat mengamalkan Asmaul Husna
Di dalam hadits shahih disebutkan bahwa Rasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya Allah mempunyai sembilan puluh sembilan nama, seratus kurang satu; barangsiapa meng-ihsha’nya (menghafalnya) maka dia masuk surga.” [Hadits riwayat Al-Bukhari (6410) dan Muslim (2677)
Manfaat mengamalkan asmaul husna secara keseluruhan memiliki faedah atau khasiat yang besar sekali karena disamping mendapat pahala, juga sekaligus akan memperoleh apa yang dicita- citakan sesuai dengan khasiat yang terkandung didalamnya. Seseorang yang senantiasa membiasakan atau menginternalisasikan sifat- sifat Allah SWT akan memancarkan sifat- sifat terpuji dalam setiap perilakunya.
Ia akan menjadi seorang yang mengasihi sebagai dorongan sifat Ar- Rahman, ia akan menjadi penyayang sesama manusia sebagai dorongan aplikasi dari sifat Ar- Rahim dan ia selalu memaknai sifat- sifat Allah SWT