Widget HTML #1

Pengertian Kelangkaan Serta Faktor Penyebabnya

Pengertian Kelangkaan Serta Faktor Penyebabnya. Kata Kelangkaan sering terdengar apabila ada pembicaraan mengenai minyak tanah, bensin atau pupuk yang ketersediaanya dipasar relatif sedikit dibandingkan jumlah yang akan dibeli konsumen. akibatnya masyarakat hanya dapat memperoleh barang tersebut dengan jumlah yang lebih sedikit dari yang sesungguhnya mereka butuhkan. Kondisi seperti ini kemudian lebih dikenal dengan istilah kelangkaan. Berikut adalah penjelasan seputar pengertian Kelangkaan serta Faktor Penyebab Kelangkaan.

Definisi Kelangkaan

Kata Kelangkaan dalam pengertian awam adalah ada barang atau jasa yang tersedia, tetapi jumlahnya sedikit sehingga tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan seluruh konsumen.

Dalam Ekonomi Pengertian Kelangkaan adalah Sebagai berikut :
  1. Barang dan jasa yang tersedia tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggota masyarakat.
  2. Untuk memperoleh barang dan jasa tersebut diperlukan pengorbanan

Dikutip dari wikipedia. Pengertian Kelangkaan adalah merupakan kondisi di mana kita tidak memiliki cukup sumber daya untuk memuaskan semua kebutuhan kita. Dengan demikian kelangkaan terjadi karena jumlah kebutuhan lebih banyak dari jumlah barang dan jasa yang tersedia. Kelangkaan bukan berarti segalanya sulit diperoleh atau ditemukan. Kelangkaan juga dapat diartikan alat yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan jumlahnya tidak seimbang dengan kebutuhan yang harus dipenuhi. 

Faktor Penyebab Kelangkaan

  1. Keterbatasan sumber daya. Alam memang menyediakan sumber daya yang cukup melimpah. Namun, tetap saja jumlahnya terbatas, apalagi jika manusia mengolahnya secara sembarangan. Walaupun sumber daya tersebut dapat diperbaharui atau tersedia secara bebas, tetap saja akan berkurang dan lama-kelamaan akan habis.
  2. Perbedaan letak geografis. Sumber daya alam biasanya tersebar tidak merata disetiap daerah. Ada daerah yang sangat subur, ada pula daerah yang kaya akan bahan tambang. Namun, ada pula daerah yang gersang dan selalu kekurangan air. Perbedaan ini menyebabkan sumber daya menjadi langka dan terbatas, terutama bagi daerah yang tidak mempunyai sumber daya yang melimpah.
  3. Pertambahan jumlah penduduk. Pertumbuhan jumlah penduduk selalu lebih cepat dibandingkan dengan pertumbuhan produksi barang dan jasa. Hal ini telah diamati oleh seorang ekonom, Thomas Robert Malthus. Menurutnya, jumlah manusia tumbuh mengikuti deret ukur (1, 2, 4, 8, 16, dan seterusnya). Sementara jumlah produksi hanya tumbuh mengikuti deret hitung (1, 2, 3, 4, 5, dan seterusnya).
  4. Keterbatasan kemampuan produksi. Kemampuan produksi didukung oleh faktor-faktor produksi yang digunakan. Misalnya kapasitas faktor produksi manusia terbatas karena masih bisa sakit, lelah, atau bosan. Mesin produksi juga bisa rusak dan aus. Selain itu, keterbatasan produksi juga ditentukan karena perkembangan teknologi yang tidak sama. Di negara maju, perkembangan teknologi berlangsung sangat cepat. Sementara itu, di negara berkembang perkembangan kebutuhan barang dan jasa masih lebih cepat daripada perkembangan teknologinya.
  5. Bencana alam. Bencana alam merupakan faktor perusak yang berada di luar kekuasaan dan kemampuan manusia. Walaupun sebenarnya sebagian bencana terjadi akibat ulah manusia sendiri. Banjir, gempa bumi, tanah longsor, kebakaran hutan, dan lain-lain telah membawa dampak kerugian yang cukup besar. Kerusakan bangunan, tempat usaha, sumber daya alam, dan bahkan korban jiwa yang menjadi korban bencana alam tersebut.