Widget HTML #1

Pengertian Hipertensi serta Klasifikasi penyebabnya

Pengertian Hipertensi serta Klasifikasi penyebabnya. Hipertensi terjadi bila darah memberi kan gaya yang lebih tinggi dibandingkan kondisi normal secara persisten pada sistem sirkulasi. Berikut adalah penjelasan seputar pengertian Hipertensi, klasifikasi, Klasifikasi Hipertensi Berdasarkan Penyebabnya, Klasifikasi Hipertensi Menurut Tingkat Kliniknya dan Klasifikasi Hipertensi Berdasarkan WHO.

Definisi Hipertensi

Menurut Wiryowidagdo hipertensi adalah merupakan suatu keadaan tekanan darah seseorang berada pada tingkatan di atas normal. Jadi tekanan di atas dapat diartikan sebagai peningkatan secara abnormal dan terus menerus pada tekanan darah yang disebabkan satu atau beberapa faktor yang tidak berjalan sebagaimana mestinya dalam mempertahankan tekanan darah secara normal.

WHO mengemukakan bahwa hipertensi terjadi apabila keadaan seseorang mempunyai tekanan sistolik sama dengan atau lebih tinggi dari 160 mmHg dan tekanan diastolik sama dengan atau lebih tinggi dari 90 mmHg secara konsisten dalam beberapa waktu. 

Menurut JNC-7 hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu kondisi ketika tekanan darah meningkat 140/90 mmHg atau lebih kurang 140/90 mmHg.

Hipertensi atau penyakit darah tinggi sebenarnya adalah suatu gangguan pada pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkan. Hipertensi sering kali disebut sebagai pembunuh gelap silent killer, karena termasuk penyakit yang mematikan tanpa disertai dengan gejala-gejalanya lebih dahulu sebagai peringatan bagi korbannya. 

Hipertensi dapat dikelompokkan dalam dua kategori besar, yaitu hipertensi esensial (primer) dan hipertensi skunder. Hipertensi esensial (primer) merupakan tipe yang hampir sering terjadi 95 persen dari kasus terjadinya hipertensi. Hipertensi esensial (primer) dikaitkan dengan kombinasi faktor gaya hidup seperti kurang bergerak (inaktivitas) dan pola makan. Sedangkan hipertensi sekunder berkisar 5 persen dari kasus hipertensi. Hipertensi sekunder disebabkan oleh kondisi medis lain (misalnya penyakit jantung) atau reaksi terhadap obat-obatan tertentu.

Klasifikasi Hipertensi

Klasifikasi hipertensi dilihat berdasarkan tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik dalam satuan mmHg dibagi menjadi beberapa stadium.

Pengertian Hipertensi serta Klasifikasi penyebabnya


Klasifikasi Hipertensi Berdasarkan Penyebabnya

Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 golongan, yaitu:
  1. Hipertensi esensial atau hipertensi primer yang tidak diketahui penyebabnya, disebut juga hipertensi idiopatik. Terdapat 95% kasus. Banyak faktor yang mempengaruhinya seperti genetik, lingkungan, hiperaktivitas susunan saraf simpatis, sistem renin angiotensin, defek dalam ekskresi Na, peningkatan Na dan Ca intraseluler dan faktor-faktor yang meningkatkan risiko, seperti obesitas, alkohol, merokok serta polisitemia
  2. Hipertensi sekunder atau hipertensi renal. Terdapat sekitar 5% kasus. Penyebab spesifiknya diketahui, seperti penggunaan estrogen, penyakit ginjal, hipertensi vaskular renal, hiperaldosteronisme primer dan sindrom cushing, feokromositoma, koarktasio aorta, hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan dan lain lain.

Klasifikasi Hipertensi Menurut Tingkat Kliniknya

  1. Hipertensi benigna didefinisikan sebagai hipertensi tanpa komplikasi, biasanya dalam waktu yang lama dari tingkat keparahan ringan sampai sedang.
  2. Hipertensi maligna adalah kenaikan tekanan darah (tekanan diastolik lebih dari 140 mmHg) yang dihubungkan dengan papiledema, perdarahan retina dan eksudat.

Klasifikasi Hipertensi Berdasarkan WHO

  1. Tingkat I : tekanan darah meningkat tanpa gejala-gejala dari gangguan atau kerusakan sistem kardiovaskuler.
  2. Tingkat II : tekanan darah meningkat dengan gejala hipertropi kardiovaskuler, tetapi tanpa adanya gejala-gejala kerusakan atau gangguan alat atau organ lain.
  3. Tingkat III : tekanan darah meningkat dengan gejala- gejala yang jelas dari kerusakan dan gangguan faal dari target organ.