Widget HTML #1

Pengertian Motivasi Berprestasi Serta Ciri Dan Faktornya

DuniaPengertian.com - Apa yang dimaksud dengan Motivasi Berprestasi Beserta Ciri Dan Faktornya..? Motivasi berprestasi merupakan faktor pendorong untuk menentukan keberhasilan dalam belajar dan untuk meraih atau mencapai sesuatu yang diinginkannya agar meraih kesuksesan. Besar kecilnya pengaruh tersebut tergantung pada intensitasnya. Berikut adalah penjelasan seputar pengertian Motivasi Berprestasi.


Pengertian Motivasi Berprestasi Serta Ciri Dan Faktornya

Definisi Motivasi Berprestasi 

Motivasi berprestasi adalah dorongan atau keinginan seseorang untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang berkaitan dengan prestasi atau keberhasilan dalam berbagai bidang kehidupan, seperti pekerjaan, pendidikan, olahraga, atau hal lainnya. 

Pengertian Motivasi berprestasi menurut para ahli

Terdapat beberapa definisi tentang motivasi berprestasi menurut para ahli, berikut adalah beberapa definisi beserta sumbernya:

Menurut McClelland, motivasi berprestasi adalah dorongan untuk mencapai prestasi yang tinggi dalam tugas-tugas yang menantang. McClelland mengembangkan teori ini berdasarkan studi-studinya tentang kebutuhan berprestasi dan mengemukakan bahwa orang-orang memiliki tingkat kebutuhan berprestasi yang berbeda-beda.

Atkinson mengemukakan teori motivasi berprestasi yang dikenal sebagai teori motivasi prestasi. Teori ini mencakup dua komponen utama, yaitu "motivasi untuk sukses" (need for achievement) dan "ketakutan akan kegagalan" (fear of failure). Menurut Atkinson, motivasi berprestasi adalah hasil dari interaksi antara dua komponen ini.

Victor Vroom mengembangkan Teori Harapan (Expectancy Theory), yang juga berhubungan dengan motivasi berprestasi. Menurut Vroom, motivasi seseorang untuk mencapai prestasi ditentukan oleh tiga faktor utama, yaitu ekspektasi (keyakinan bahwa usaha akan menghasilkan prestasi), instrumentalitas (keyakinan bahwa prestasi akan menghasilkan reward atau penghargaan), dan valensi (nilai atau kepentingan pribadi terhadap reward tersebut).

Atkinson dan McClelland: Ada beberapa ahli yang menggabungkan konsep dari Atkinson dan McClelland. Mereka menyatakan bahwa motivasi berprestasi adalah dorongan intrinsik yang mendorong seseorang untuk meraih prestasi dalam tugas-tugas yang dianggap penting dan menantang.

Sumber-sumber definisi tersebut dapat ditemukan dalam berbagai buku dan publikasi ilmiah yang membahas psikologi motivasi dan prestasi. Perlu diingat bahwa konsep motivasi berprestasi ini seringkali menjadi fokus dalam bidang psikologi, manajemen, dan pendidikan, sehingga definisi dan teori dapat berkembang seiring berjalannya waktu.

Ciri motivasi berprestasi

Motivasi berprestasi memiliki beberapa ciri atau karakteristik khas yang membedakannya dari jenis motivasi lainnya. Berikut adalah beberapa ciri motivasi berprestasi:

1. Orientasi pada Prestasi: Ciri utama dari motivasi berprestasi adalah fokus pada pencapaian prestasi atau tujuan tertentu. Individu yang memiliki motivasi berprestasi akan merasa termotivasi untuk mencapai prestasi yang tinggi dalam berbagai aspek kehidupan, seperti pekerjaan, pendidikan, atau olahraga.

2. Tantangan: Orang yang termotivasi secara berprestasi cenderung mencari tugas-tugas atau tujuan yang menantang. Mereka merasa senang ketika mereka dihadapkan dengan tugas-tugas yang memerlukan usaha ekstra dan kemampuan yang tinggi.

3. Ketekunan: Motivasi berprestasi seringkali disertai dengan tingkat ketekunan yang tinggi. Individu yang termotivasi berprestasi tidak mudah menyerah ketika menghadapi hambatan atau kegagalan. Mereka akan terus berusaha untuk mencapai tujuan mereka.

4. Kendali Diri: Orang yang memiliki motivasi berprestasi memiliki kemampuan untuk mengendalikan diri mereka sendiri. Mereka mampu merencanakan langkah-langkah untuk mencapai tujuan mereka dan disiplin dalam menjalankan rencana tersebut.

5. Orientasi pada Kemajuan Pribadi: Motivasi berprestasi tidak hanya berkaitan dengan perbandingan dengan orang lain. Lebih dari itu, individu yang termotivasi berprestasi lebih fokus pada kemajuan pribadi mereka dari waktu ke waktu. Mereka ingin melampaui batas diri mereka sendiri.

6. Kepuasan dari Prestasi: Orang yang termotivasi berprestasi merasakan kepuasan yang besar ketika mereka berhasil mencapai tujuan atau prestasi yang telah mereka tetapkan. Kepuasan ini menjadi pendorong untuk terus bekerja keras.

7. Penyesalan terhadap Kegagalan: Meskipun mereka tidak takut akan kegagalan, individu dengan motivasi berprestasi bisa merasa sedikit kecewa atau menyesal ketika mereka tidak mencapai tujuan mereka. Namun, penyesalan ini akan menjadi motivasi tambahan untuk mencoba lagi.

8. Kompetitif: Motivasi berprestasi seringkali diiringi oleh rasa kompetitif yang kuat. Individu yang termotivasi berprestasi mungkin ingin melampaui pencapaian orang lain atau berkompetisi untuk mencapai prestasi tertinggi.

9.Intrinsik dan Ekstrinsik: Motivasi berprestasi bisa bersifat intrinsik (dorongan internal) atau ekstrinsik (dorongan dari faktor luar, seperti hadiah atau pengakuan). Namun, yang terpenting adalah bahwa motivasi ini berasal dari dorongan pribadi untuk mencapai prestasi, bukan semata-mata karena tekanan dari luar.

Ciri-ciri ini membantu mengidentifikasi individu yang memiliki motivasi berprestasi yang kuat. Namun, perlu diingat bahwa motivasi berprestasi dapat bervariasi dari satu individu ke individu lainnya dan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti latar belakang, pengalaman, dan nilai-nilai pribadi.

Faktor yang mempengaruhi motivasi berprestasi

Motivasi berprestasi dipengaruhi oleh berbagai faktor yang dapat berasal dari dalam diri individu (faktor internal) maupun dari lingkungan sekitarnya (faktor eksternal). Faktor-faktor ini dapat berinteraksi dan berdampak pada tingkat motivasi berprestasi seseorang. Berikut adalah beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi berprestasi:

1. Kebutuhan Berprestasi (Need for Achievement): Faktor internal yang paling penting dalam motivasi berprestasi adalah kebutuhan individu untuk mencapai prestasi. Individu yang memiliki kebutuhan berprestasi yang tinggi cenderung lebih termotivasi untuk mengejar tujuan prestasi.

2. Tujuan yang Tantang: Orang cenderung lebih termotivasi ketika mereka memiliki tujuan yang menantang dan dapat mengukur prestasi mereka. Tujuan yang spesifik, terukur, dan realistis dapat meningkatkan motivasi berprestasi.

3. Umpan Balik (Feedback): Umpan balik yang jelas dan konstruktif tentang pencapaian individu dapat meningkatkan motivasi berprestasi. Umpan balik membantu individu untuk mengetahui sejauh mana mereka telah mencapai tujuan mereka dan apa yang perlu diperbaiki.

4. Dorongan Instrinsik dan Ekstrinsik: Dorongan intrinsik adalah motivasi yang berasal dari dalam diri individu, seperti rasa kepuasan pribadi atau minat terhadap tugas itu sendiri. Dorongan ekstrinsik datang dari luar, seperti hadiah, pengakuan, atau tekanan sosial. Kedua jenis dorongan ini dapat memengaruhi motivasi berprestasi.

5. Keyakinan Diri (Self-Efficacy): Individu yang percaya bahwa mereka memiliki kemampuan untuk mencapai tujuan mereka cenderung lebih termotivasi. Keyakinan diri yang tinggi dapat meningkatkan motivasi berprestasi.

6. Ketertarikan pada Tugas: Minat dan ketertarikan pada tugas atau aktivitas tertentu juga dapat mempengaruhi motivasi berprestasi. Orang cenderung lebih termotivasi untuk melakukan hal-hal yang mereka sukai atau anggap penting.

7. Budaya dan Nilai: Nilai-nilai dan budaya sosial juga dapat memainkan peran penting dalam motivasi berprestasi. Misalnya, dalam budaya yang menekankan pencapaian dan prestasi, individu mungkin lebih termotivasi untuk mencapai tujuan berprestasi.

8. Dukungan Sosial: Dukungan dari teman, keluarga, atau rekan kerja dapat memberikan motivasi tambahan untuk mencapai prestasi. Dukungan sosial dapat berupa dorongan moral, bantuan praktis, atau persaingan sehat.

9. Tantangan Pribadi: Meningkatkan kompleksitas atau tantangan dalam tugas atau proyek tertentu dapat meningkatkan motivasi berprestasi. Orang sering kali mencari tugas yang memungkinkan mereka untuk tumbuh dan berkembang.

10. Penghargaan dan Pengakuan: Penghargaan atau pengakuan atas prestasi dapat menjadi motivator eksternal yang kuat. Ini dapat berupa bonus, promosi, sertifikat penghargaan, atau pengakuan publik.

11. Motivasi Dalam Pendidikan: Dalam konteks pendidikan, faktor-faktor seperti pengajar yang memotivasi, lingkungan belajar yang positif, dan rasa prestasi akademik dapat mempengaruhi motivasi berprestasi siswa.

Perlu diingat bahwa motivasi berprestasi adalah fenomena yang kompleks dan dipengaruhi oleh interaksi banyak faktor yang berbeda. Faktor-faktor ini dapat berbeda dari satu individu ke individu lainnya, dan tingkat motivasi berprestasi juga dapat berfluktuasi seiring waktu.

FAQ

Q : Apa perbedaan antara motivasi berprestasi dan motivasi lainnya?

A : Motivasi berprestasi berfokus khusus pada pencapaian prestasi tinggi. Sementara itu, motivasi lainnya seperti motivasi sosial (hubungan sosial), motivasi ekonomi (menghasilkan uang), atau motivasi intrinsik (kepuasan pribadi) mungkin memiliki tujuan yang berbeda.

Q : Bagaimana cara meningkatkan motivasi berprestasi?

A : Meningkatkan motivasi berprestasi dapat dilakukan dengan menetapkan tujuan yang konkret, mengejar tugas-tugas yang menantang, memberikan diri umpan balik yang konstruktif, dan menjaga keyakinan diri. Dukungan sosial, seperti dukungan dari teman atau keluarga, juga dapat membantu.

Q : Apa dampak motivasi berprestasi dalam kehidupan sehari-hari?

A : Motivasi berprestasi dapat memberikan dorongan untuk mencapai kesuksesan dalam berbagai bidang, termasuk karier, pendidikan, olahraga, dan pengembangan pribadi. Ini dapat membantu seseorang meraih potensinya yang terbaik.

Q : Apakah motivasi berprestasi selalu positif?

A : Motivasi berprestasi cenderung positif karena dapat membantu individu mencapai tujuan dan meraih kesuksesan. Namun, jika motivasi berprestasi menjadi terlalu dominan dan mengabaikan aspek-aspek lain dalam kehidupan seperti keseimbangan kerja-hidup atau kesehatan mental, dapat mengakibatkan tekanan berlebihan.

Q : Apakah motivasi berprestasi dapat berubah seiring waktu?

A : Ya, motivasi berprestasi dapat berubah seiring perkembangan individu dan pengalaman hidupnya. Faktor-faktor seperti pengalaman kegagalan atau perubahan nilai-nilai pribadi dapat mempengaruhi tingkat motivasi berprestasi.

Q : Bagaimana cara mengukur tingkat motivasi berprestasi?

A : Motivasi berprestasi tidak selalu dapat diukur dengan angka atau statistik. Namun, penilaian diri, pengamatan perilaku, dan analisis perasaan terhadap prestasi dapat membantu mengidentifikasi tingkat motivasi berprestasi seseorang.

Q : Apakah motivasi berprestasi dapat diajarkan atau ditingkatkan?

A : Ya, motivasi berprestasi dapat diajarkan dan ditingkatkan melalui pendidikan, pelatihan, pengembangan pribadi, serta pembinaan yang tepat. Mengatur tujuan yang realistis dan merencanakan langkah-langkah untuk mencapainya juga dapat membantu meningkatkan motivasi berprestasi.